“Rek ayo rek, mlaku-mlaku nang Tunjungan!”
Sepenggal lirik dari lagu berjudul Rek Ayo Rek, lagu yang menggambarkan bagian timur pulau Jawa ini.
Memang Jawa Timur cocok menjadi tempat liburan yang memuaskan hasrat kuliner saya. Awal bulan Juni kemarin saya dan keluarga pergi berlibur ke Jawa Timur, sekalian menjenguk adik saya yang dipindah tugas ke Surabaya. Sesuai dengan rencana, kami mengawali liburan dari kota Malang.
Cwie Mie Hoklay
Kebetulan sekali ketika berlibur ke Malang bulan Februari lalu bersama Ari dan Firman, kami menyempatkan kuliner di kedai Hok Lay. Sesuai rekomendasi dari Ari, wajib berkunjung ke Hok Lay jika mampir di kota Malang.
Menu makanan yang menjadi andalan dari tempat makan ini adalah Cwie Mie Pangsit yang merupakan makanan khas Malang. Sesampainya di Malang saya segera mengajak keluarga makan di kedai tersebut.
Selain Cwie Mie beberapa menu lain yang saya coba adalah nasi panca warna dan nasi bakmoy. Berhubung di perjalanan sebelumnya saya belum sempat mencoba maka pada kesempatan itu saya harus test drive khawatirnya tidak sempat ke Malang lagi dalam waktu dekat.
Beberapa makanan yang saya coba berstektur kuah dan disajikan ketika panas, terasa pas karena cuaca kota Malang yang cukup dingin.
Nasi Panca Warna disajikan dengan kuah Cwie Mie panas ditambahkan taburan telur dadar suwir yang sungguh wangi, aroma potongan bawang putihnya sungguh menggoda.
Nasi Bakmoy disajikan dengan potongan daging cincang dan telur serta kuah kaldu panas yang terasa gurih serta manis karena menggunakan kecap. Makan malam di Hok Lay wajib ditutup dengan meminum Fosco, susu sapi kental spesial dari kedai Hok Lay.
Tahu Tek
Lanjut berkuliner di kota Sidoarjo jangan sampai melewatkan kesempatan untuk mencoba Tahu Tek yang asli. Kebetulan selama di Jakarta jika mampir daerah Halim saya sering makan Tahu Tek ketika weekend. Namun tidak ada satu pun Tahu Tek di perantauan yang rasanya mirip dengan di Jawa Timur.
Olahan tahu khas Jawa Timur yang terbuat dari tahu goreng yang dicampur dengan lontong, kentang, dan telur dadar. Sayurannya tersusun dari daun selada air dan tauge. Bumbunya terbuat dari cabai, saus kacang, dan petis (saus dari udang dan baunya mirip terasi). Ditambahkan taburan kerupuk udang yang melimpah.
Es Krim Zangrandi
Untuk dessert saya mengikuti arahan dari kakak, yaitu mampir ke Zangrandi. Es krim yang sudah cukup lama tenar dari jaman dahulu di Surabaya. Tempat makan es krim ini cukup luas dan terasa kekinian, meskipun arsitekturnya adalah bangunan jaman kolonial.
Untuk rasa, dikarenakan saya tidak terlalu suka makanan manis maka menurut saya biasa saja. Tetapi tetap cocok untuk disantap saat udara panas Surabaya terasa menyengat di siang hari.
Penutup
Berikut adalah daftar tempat dan alamat kami berkuliner:
π Zangrandi
Jl. Yos Sudarso No. 15, Embong Kaliasin, Genteng, Surabaya https://goo.gl/maps/iDTyxphLZS41PzxL8
π Hok Lay
Jl. KH Achmad Dahlan No. 10, Malang https://goo.gl/maps/dd17bw7F8hR4dbXK7
Kedai Hok Lay memiliki jam operasional yang unik. Tidak buka full day, hanya beroperasi pukul 09.00 s/d 13.00 WIB dan pukul 17.00 s/d 20.30 WIB. Jadi jangan mencoba untuk berkunjung di antara pukul 13.00 s/d 17.00 WIB.
Semua makanan di atas masuk golongan halal sedangkan perihal harga relatif cukup terjangkau dan ramah bagi dompet backpacker.
Disadur dari blog lama saya di WordPress.com