Keju memang bukanlah makanan asli dari negeri ini dan memang bukanlah makanan pokok orang Indonesia, dan tidak terbayang bagaimana rasanya jika harus makan keju setiap hari. Dari beberapa literatur yang saya baca, memang bahan utama pembuatan keju adalah susu dan dihasikan oleh endapan protein casein.

Rata-rata oleh pembuat keju dilakukan pengasaman terhadap susu sehingga enzim rennet dapat menghasilkan endapan protein casein secara optimal. Sehingga bagi anak yang alergi terhadap casein tidak disarankan mengkonsumsi keju. Kenapa harus diasamkan? Lebih tepatnya mungkin adalah dioksidasi daripada diasamkan.

Apakah masih ada yang ingat atau tahu antara perbedaan pengasaman dengan oksidasi? Bagi saya sama saja, yang berbeda hanya metodenya.

Untuk proses oksidasi ada yang menambahkan ragi untuk fermentasi, ada yang dipanaskan dengan suhu tertentu, dan mungkin ada yang dibiarkan membusuk karena diproses oleh bakteri dan jamur.

Cukup sekian penjelasan tentang bahasan cara pembuatan keju. Pastinya dari kita cukup banyak yang mengenal keju. Baik sebagagi makanan atau mungkin menganggapnya sebagai bahan makanan. Asal muasalnya pun adalah dari Eropa dan bukan Asia. Keju sendiri sudah ada dari sejak jaman Romawi, sehingga di Eropa keju sangat banyak tersebar.

Masing-masing negara di Eropa memiliki keju yang khas sesuai dengan kultur kuliner mereka masing-masing. Makanan pun ternyata dapat berasimilasi. Saya sendiri juga kaget dengan keberagaman jenisnya ketika ibu saya studi wisata ke Eropa April lalu beliau membawa bermacam jenis keju. Dari yang dapat langsung dimakan hingga yang harus diolah terlebih dahulu.

Asal negara pembuat kejunya pun bervariasi. Kalau saya cari di Google memang Keju Swiss dan Keju Italia yang sangat terkenal. Berikut beberapa jenis keju sudah diakui status keberadaannya yaitu Mozzarella, Stilton, Sapsago, Swiss Blue Cheese, American Cheese Mountain, dsb.

Saking banyaknya saya sendiri tidak dapat menghapalnya. Saya juga bukan penggila keju karena saya tidak dapat mengkonsumsi keju dalam porsi besar karena terasa cukup ‘eneg’. Mungkin itu karena keju terbuat dari olahan susu hewani sehingga lemak dari keju pun harus saya batasi jumlah asupannya. Padahal sebetulnya keju sangat bermanfaat dalam pemenuhan gizi seperti kalsium, protein, asam linoleat, dan vitamin B.

Selain itu keju turut menjadi bahan pelengkap makanan yang sering digunakan seperti pizza, spaghetti, sandwich, dan lainnya. Banyak dari rekan-rekan yang saya kenal menganggap keju olahan standar negeri ini ya sebatas brand atau merk Craft. Jika ingin mencari keju yang memiliki kualitet terbaik memiliki stigma harus merk keju impor.

Tapi tahukah bahwa terdapat sebuah kota di provinsi Jawa Tengah yang memiliki kemampuan menghasilkan keju yang kualitasnya tidak kalah dengan keju impor? Kota ini sudah terkenal sejak dari dahulu kala sebagai kota dengan ikon hewan sapi.

Bagi yang pernah mendengar tentang kota Boyolali? Kota ini memiliki peternakan sapi yang cukup besar dan mengolahnya menjadi berbagai produk. Salah satu pengolahnya merupakan usaha lokal yang mampu menghasilkan keju olahan yang tidak kalah kualitasnya dengan keju dari luar negeri, Indrakila namanya. Saya mengutip sedikit dari artikel kompasiana karya tulis Ibu saya.

Usaha Indrakilla ini sudah sejak dari tahun 2009 beroperasi dan luar biasa potensinya sebagai Usaha Ekonomi Masyarakat yang maju dalam inovasi. Terbukti dari riset produk serta varian produk yang dihasilkan.

“Indrakila? Menurut para sesepuh adalah gunung di mana Arjuna panengah dari Pandawa bertapa ‘mesu diri’ mohon petunjuk dan kekuatan untuk berjuang dalam peperangan melawan keangkaramurkaan.

Menilik potensi dan keteguhannya fokus pada tujuan dan menaklukkan godaan diri, akhirnya para Dewa menganugerahkan senjata Pasopati pada Arjuna.

Saya sendiri baru sadar keberadaan Indrakilla ketika sedang berlebaran, itupun karena Ibu dan Mbak Nila yang sebetulnya sadar ketika melewati tokonya. Sungguh saya mengagumi hasil karya dari usaha Pak Noviyanto Indrakila, sekiranya sebagai seorang enterpreneur dan warga Boyolali beliau mampu membuat ikon hewan sapi di Kota Boyolali ini semakin bersinar.

Terbukti produk-produk olahan sapi ini tidak hanya dikenal secara lokal namun juga antar kota, antar provinsi, bahkan hingga ke luar negeri. Pengembangan usaha bersama para peternak dan pengusaha lokal pun sudah membuahkan hasil yang menurut saya “wow”, karena sudah mendapatkan dukungan dari koperasi usaha Kota Boyolali.

Berkat usaha bersama, ekonomi daerah pun menjadi berkembang inovasinya serta semakin bersaing secara kreatif. Berikut adalah beberapa produk olahan sapi yang sudah berhasil diproduksi oleh Indrakila:

  1. Susu Sapi Murni aneka rasa
  2. Yogurt aneka rasa
  3. Keju Olive Oil
  4. Keju Feta Orisinil
  5. Keju Feta Blackpepper
  6. Keju Mozzarella
  7. Keju Mountain

Tidak perlu ke mall atau supermarket untuk mencari varian keju internasional, cukup dengan datang ke Indrakila pun sudah dapat belanja keju yang diinginkan.

Jelas jika dibandingkan secara harga pun sudah pasti jauh lebih murah karena pabriknya di negeri kita sendiri. Bagaimana dengan jaminan kualitas seperti higenis dan mutu gizinya? Sudah pasti terjamin karena sang insyinyur Mas Noviyanto ini sudah memiliki pengalaman di bidang pengolahan sapi dan turunannya jauh sebelum merintis usaha ini.

Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa produk olahan seperti yogurt itu lebih mendapatkan pasar di Indonesia, tapi kapan lagi kita dapat merasakan keju khas negeri ini sendiria atau keju khas luar tapi produk lokal? Pastinya merasa lebih bangga ketika menyantapnya. Ketika saya ke sana, beliau juga memberikan info sedang melakukan penelitian untuk membuat resep keju khas Boyolali.

Semoga di lebaran tahun depan saya sudah dapat mencicipi keju tersebut bersama istri terkasih. Sukses terus Keju Indrakila, salah satu usaha dan karya anak negeri.

📍Keju Indrakila — Google Maps

Alamat: Jl. Profesor Soeharso №41, Kiringan, Kec. Boyolali, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah 57314