Iya mom pasti Nandra pulang kok, tar coba cari tiket dulu ya…”

Percakapan di telepon dengan Ibu di sabtu ketika pagi itu membuat saya harus segera sigap dan segera bangun untuk mencari tiket. Melongok ke smartphone dan cek tiket di aplikasi Traveloka. “Pesawat mahal, mungkin kereta saja agar dapat nyantai dompetnya.. Tapi susah dapat tiketnya pasti karena mepet.. Yah ga usah dipaksakan

Iseng saya cari tiket kereta api dan ternyata masih dapat untuk hari H tersebut. Keajaiban karena weekend biasanya tuntas habis untuk tiket kereta. Pukul 07.00 saya telepon Ibu memberi kabar sudah dapat tiket dan tepat pukul 07.05 e-ticket dari Traveloka ada di email.

Tinggal menanti berangkat menuju Semarang pukul 23.00. “Rian, tar malam mas pulang ya, kamu jaga rumah” tidak lupa saya memberi kabar ke adik saya. Singkat cerita setelah beres-beres packing saya juga sempatkan memotong rumput halaman rumah sekalian mengisi waktu menunggu.

Dari rumah, saya berangkat tepat pukul 20.30 menuju Stasiun KRL Pondok Cina. Dari Stasiun Pondok Cina hanya butuh waktu kurang lebih 30 menit untuk sampai di Stasiun Manggarai. Sesampainya di Stasiun Manggarai lagi-lagi saya pesan Grab Bike menuju Stasiun Pasar Senen.

Jaman sekarang dengan aplikasi segala sesuatu menjadi lebih ringkas. Maklum meski usia di umur generasi millenial namun jiwa masih berusaha tampak kekinian. Sampai di Stasiun Pasar Senen tepat pukul 22.15 dan segera mencetak tiket untuk masuk ke peron. Kereta pun berangkat tepat pukul 23.10.

Selama perjalanan 7 jam tersebut saya tertidur pulas. Pagi hari saya sudah sampai di Stasiun Poncol, sempat agak bingung nanti di Salatiga apa saja yang menjadi kegiatan saya. Karena jadwal Ibu masih hari senin dan saat itu adalah hari Minggu membuat saya berpikir “wah masih ada waktu seharian nih, tar ngapain aja ya enaknya? Mager banget…

Sesampainya di Salatiga saya menyempatkan diri untuk beristirahat di rumah sejenak hingga sore. Setelah cukup beristirahat saya memutuskan untuk kuliner setelah ibadah hari Minggu bersama Ibu. Keputusan itu saya ambil karena terpengaruh membaca artikel Mba Chika yang asik berkuliner di Jepang.

Kelihatannya menarik untuk mengupas kuliner apa saja yang dapat dinikmati di Salatiga dalam waktu sehari.

Sate Sapi Suruh

Berdasarkan review dari Tripadvisor yang memberikan skor 4.0 membuat tempat yang satu ini sayang untuk dilewatkan. Lokasi rumah makan Sate Sapi Suruh ini tepat berada di Jalan Jenderal Sudirman №16F, Ruko Mimosa F1- F3. Kenapa wajib mencoba makanan yang satu ini?

Sate sapi ini legendaris dan sudah menjadi kuliner ciri khas kota Salatiga. Bagi yang merindukan empuk, gurih, manis, dan legitnya olahan daging Sapi dengan paduan kecap serta bumbu kacang yang renyah silakan kunjungi tempat makan yang satu ini.

Wedang Ronde Jago

Wedang ronde yang satu ini sudah terkenal seantero Salatiga dan sekitarnya. Ronde yang telah diturunkan kepada 3 generasi ini merupakan salah satu kedai ronde yang legendaris dan cukup ramai apalagi ketika sabtu dan minggu.

Cuaca dan suasana Kota Salatiga yang sering hujan dan dingin di bawah 20 derajat paling cocok jika ditemani dengan jahe hangat, perasan jeruk, kacang, kolang-kaling, rumput laut, bola ketan, serta rempah-rempah lain yang reuni di dalam satu mangkok.

Pengusir rasa dingin yang paling pas serta memberikan ketenangan batin karena aroma jeruknya itu memberikan efek relaksasi. Niscaya juga akan pangling dengan testimoni yang tertempel di dinding kedai ini. Banyak sekali artis yang sudah datang berkuliner di tempat ini.

Lotek Monginsidi

Memang sejatinya sulit untuk menjelaskan secara deskriptif perbedaan antara pecel, karedok, ketoprak, gado-gado, tahu campur, dan lotek. Dan mungkin ketika anda mencoba lotek, kita baru dapat langsung mendefiniskan perbedaannya “oh ini yang namanya lotek!”

Bagi yang tidak mengetahui apa itu lotek? Lotek dapat diibaratkan sebagai perpaduan antara pecel dan gado-gado, namun dengan bumbu kacang yang lebih manis serta cenderung lebih pedas. Biasanya ditambahkan potongan bala-bala jagung atau orang lokal mengenalnya dengan bakwan jagung.

Salah satu tempat makan rekomendasi saya untuk menikmati lotek adalah Lotek Monginsidi. Kami sekeluarga sudah berlangganan di tempat ini dari tahun 1995 hingga sekarang, seperempat abad lebih dikit. Warung ini sangat digemari warga kota Salatiga. Mulai dari kalangan bapak — ibu, eyang kakung — opung putri, PNS, kantoran, wiraswasta, TNI Polri, mahasiswa, anak SMA-SMP-SD, hingga balita yang sudah cukup umurnya.

Sehatnya sayuran ditambah dengan sensasi kelezatan saus sambal kacang serta potongan bala-bala jagung membuat slogan 4 sehat 5 sempurna benar-benar bersatu di sepiring lotek. Lokasi operasionalnya berada di Jalan Monginsidi №12 Salatiga.

Mie Ayam Kemuning

Warung makan yang menyediakan makanan satu ini saya “razia” di keesokan hari setelah acara bersama Ibu. Bagi para mahasiswa, lulusan, atau minimal pernah mengenyam pendidikan di kota Salatiga setidaknya pasti mengenal atau pernah mendengar tentang mie ayam ini.

Tidak sah wisuda dari UKSW ketika di Salatiga belum mencoba Mie Ayam Kemuning. Mie Ayam khas kampung halaman yang berbeda dengan model Bandung. Mie kuning kenyal tebal, ayam cincang manis, pekat kuah kaldu berpadu minyak, dan potongan onclang membuatnya nampak harmonis.

Bagi yang doyan ceker, dapat ditambahkan juga dengan topping ceker. Biasanya disantap juga dengan kecap serta saos cap Belibis atau juga dikombinasikan dengan sambal yang cukup pedas. Menurut saya aling nikmat ketika menyantapnya setelah hujan atau juga setelah selesai pulang kuliah. Lokasi warung ini berada di Kalicacing Sidomukti, Salatiga.

Bubur Kepiting

Kedai Purridge merupakan pendatang baru yang cukup populer. Menu andalannya seperti nama kedainya, yaitu bubur. Dan bubur yang direkomendasikan berdasarkan survey di aplikasi GoFood adalah bubur kepiting. Saya baru dua kali mencobanya dan hingga sekarang belum menemukan bubur tandingan dari sarapan bubur ini ketika di Salatiga

Kapan lagi dapat merasakan bubur dengan remahan daging kepiting yang sungguh terasa. Saya yakin benar bahwa kedai ini menggunakan daging kepiting yang benar-benar daging dan bukan essence. Wajib dicoba ketika sarapan di kota Salatiga dan santai saja karena semua sajiannya halal.

1 porsi bubur di toko ini setara dengan 2 porsi mangkok bubur ayam di Jakarta. Mari silakan jika tertarik dapat mengunjungi kedainya di Jl. Pemotongan №40, Salatiga.

Soto Esto

Sudah dikenal sejak dari dahulu kala setelah masa kolonial. Apa sih sebetulnya Soto Esto itu sendiri? Dikenal dengan nama Soto Esto karena tempat berjualannya berada di depan garasi Bus Esto, perusahaan otobus yang memiliki trayek kota Salatiga — Bawen — Ambarawa. Spesialis soto ayam dan terasa kuahnya yang gurih karena menggunakan santan.

Menurut saya cocok untuk kategori sarapan pagi dan sebelum mengawali aktivitas. Porsinya dapat dibilang cukup pas dan tidak terlalu sedikit ataupun terlalu banyak meskipun terdengar relatif. Tempe goreng, tahu isi, dan mentho (terbuat dari remahan singkong goreng dengan kacang tolo) yang renyah adalah beberapa jajanan pasar yang turut disediakan di tempat ini.

Selain itu juga terdapat sate yang dapat menjadi pelengkap soto. Kuah kuning dengan santan yang gurih dan daging ayam kampung yang wangi membuat soto ini layak menyandang makanan khas Salatiga dan saya sendiri belum menemukan pesaing lokal yang mirip.

Konklusi

Dalam sehari sudah 6 masakan tersebut yang dapat saya coba di Salatiga. Tapi saya berani meyakinkan bahwa masih banyak sekali kuliner lain di Salatiga yang pastinya dapat diulas serta sangat direkomendasikan seandainya ada kesempatan sehari lagi. Budget kuliner sehari versi saya membutuhkan budget kurang dari seratus ribu rupiah dengan rincian sebagai berikut:

ID Kuliner Harga
1 Lotek Rp 13.000,-
2 Sate Sapi 1/2 Porsi Rp 18.000,-
3 Bubur Kepiting 1/2 Porsi Rp 14.000,-
4 Mie Ayam Kemuning Rp 10.000,-
5 Soto Esto + Camilan Rp 15.000,-
6 Ronde Rp 13.000,-
7 Jeruk Hangat 2x @3000 Rp 6.000,-

Jadi sudah dapat dibayangkan bukan istimewanya kuliner Salatiga? Selain enak dan bersih yaitu murah meriah. Tidak akan menyesal meskipun hanya punya waktu sehari memutari jajanan di kota Salatiga. Sekian dari saya dan terimakasih, salam.