Menimati Teh dan Lomang sebelum beraktivitas
Pertengahan bulan Oktober yang lalu saya dan isteri menyempatkan diri untuk mudik ke Siantar setelah sebelumnya menghadiri acara keluarga di Solo. Berhubung lebih dari satu tahun tidak mudik dan rasa rindu kepada orang tua maka kami memutuskan mudik dengan moda transportasi udara.
Mengikuti protokol kesehatan selama masa pandemi untuk travelling ternyata memang benar-benar “mahal”. Untuk berangkat kami diwajibkan melakukan PCR dan sesampainya di tempat tujuan harus swab antigen. Begitu juga pulangnya karena ada pemeriksaan berkas di bandara. Jika ditotal-total untuk persyaratan medis tersebut hampir setengah harga tiket kami berdua.
Selama di Siantar saya tidak dapat bersantai apalagi ambil liburan, maklum sedang dikejar banyak deadline kantor meskipun sebetulnya bukan tanggungan saya secara keseluruhan. Namun karena sudah ditunjuk menjadi lead dan tim teknis arsitek maka wajib memantau sebagian besar pekerjaan team di departemen saya.
Awalnya ragu serta tidak yakin dapat bekerja di kampung halaman isteri saya, penyebab utamanya adalah SINYAL. Namun keraguan itu terhapus sudah. Sudah hampir setahun lalu di dusun tempat kampung halaman isteri telah dibangun Base Transceiver Station (BTS) yang membuat para warga sekitar akhirnya dapat menikmati sinyal 4G. Sinyal terkuat tentu saja milik Telkomsel selaku operator utama dari BTS tersebut.
Meskipun memang di beberapa waktu tertentu terasa lambat dan bahkan tidak dapat terkoneksi meskipun sinyal penuh. Khususnya ketika pagi hingga siang sebelum jam 12, mungkin dikarenakan aktivitas belajar atau sekolah yang dilakukan secara daring.
Senang sekali akhirnya dapat melihat orang tua kami bervideo call ria, kami berdua pun dapat memantau pekerjaan dengan lancar meskipun untuk conference call harus rela “patah-patah” dan menikmati low quality audio terkadang.
Isteri pun tetap dapat mengikuti online course dari kantor terkait application security dan saya dapat sambil marah-marah di rapat seperti biasanya. Saya menyiapkan 2 device agar tetap dapat terkoneksi ke internet, yaitu modem Bolt4G yang menggunakan provider By.U dan tethering melalui iPhone dengan kartu Halo.
So far kedua device tersebut cukup mumpuni. Hanya terkadang By.U drop kecepatannya sehingga Halo harus turun tangan. Agak sayang baterai karena iPhone menjadi lebih panas. Terimakasih Telkomsel sudah menyediakan sinyal bagi kami.
Puji Tuhan interview saya di Telkomsel sudah masuk di babak ketiga yaitu di tahap asesor dan seharusnya setelah ini tinggal medical check-up serta offering
Selama di Siantar kami juga menyempatkan mampir ke ladang orang tua sekaligus mencoba bekerja di “open space” karena di kota tersebut memiliki beberapa kafe yang sangat nyaman untuk disinggahi. Sebut saja Kedai Kok Tong dan Kedai Hordja di Jalan Sitorus. Rekomendasi saya di Hordja apabila tidak ingin dengan asap rokok dan suara bising.
Karena di Kok Tong tempatnya terlau terbuka dan berada tepat di pinggir jalan. Cuma untuk kopi dan camilan meskipun relatif tetapi cita rasa Kok Tong lebih enak menurut kami. Selama seminggu lebih kami berdua di Siantar dan puas sekali rasanya dapat beraktivitas secara new normal sembari sowan ke orang tua.
Semoga tahun depan kami dapat kembali remote working di Siantar sembari menikmati Lomang serta teh panas, amin.
NB : Oh iya untuk pulang ke kampung halaman apabila butuh PCR sebaiknya H-2 sudah tes karena pengalaman kemarin keluar hasilnya tidak 1x24 jam.